[ Review ] NONTON | Joker

review film movie joker 2019 terbaru joaquin phoenix
movie review - joker 2019

 Hello Dear,

Ini nih yang masih anget banget di bioskop tanah air. Namanya mungkin udah gak asing lagi di kalangan pecinta superhero, terutama penikmat film-film DC. Iya, Joker, musuh dari Batman si Manusia Kelelawar.

Yang kalau mau dibandingin sama MCU mungkin Batman ini ibarat Ironman. Manusia biasa dengan otak muncur dan kekayan melimpah.

Tapi, kali ini aku bukan mau bahas si Batman, tentunya. 

Pada tau kan kalau di bulan Oktober 2019 ini film Joker akhirnya diputar di bioskop Indonesia?

Sejujurnya, aku bukanlah penikmat film DC. Baik Batman, Superman, atau pun Justice League, dan sederet film Superhero besutan DC lainnya. Alasannya sederhana, pada dasarnya aku kurang suka editan atau filter atau apa ya sebutannya, intinya aku kurang suka nuansa warna di film-film DC yang cenderung gelap, kelam gitu.


Aku lebih suka yang kesannya terang, clear, macem MCU. Sesederhana itu awalnya. Tapi, lalu, aku pelan-pelan sadar, kalau bukan cuma itu aja alasannya. Menurut aku, film besutan DC kerasa lebih berat untuk dinikmati dari pada MCU. Baik kisahnya, plotnya, narasinya, semuanya.

Hampir semua film DC belum pernah ada yang aku tonton secara full, dari awal sampai habis tanpa kepotong atau aku skip. Kecuali Suicide Squad.

Nah, berbekal rasa seneng aku dengan Suicide Squad, dan ajakan Baper beserta anak R15Karawang maka aku okelah untuk nonton Joker. Ditambah, entah ya, tapi, aku emang suka bermain sudut pandang. Aku suka menikmati perspektif yang beda. Aku suka melihat alasan seseorang melakukan sesuatu. Karena aku percaya, selalu ada alasan bagi setiap tindakan yang diambil oleh seseorang, baik atau buruk. Karena alasan-alasan itu juga aku jatuh cinta banget sama Maleficent.

Dengan ekspektasi tinggi, akhirnya aku berangkat untuk nonton bareng si Joker ini.

Sebelumnya aku mau kasih tau dulu, khusus untuk kali ini, kayaknya aku gak bakal kasih spoiler gede-gedean seperti biasanya, karena aku bingung juga apa yang mau di spoiler-in. Haha. Tapi, tetap waspada yaaa, kalau gak suka spoiler mending caw sekarang aja. Hehe.
Aku akuin akting Joaquin Phoenix sebagai Joker itu mantap jiwa banget. Aku merasa bisa ngerasain emosinya Joker, bisa mengerti alasan-alasan dari tindakan yang dilakuin sama Joker, meski emang gak bisa dibenarkan juga jalan yang dia pilih.
Arthur Fleck tinggal cuma berdua sama Penny Fleck, ibunya yang udah menua dan sakit-sakitan. Arthur Fleck sendiri, katanya mengidap gangguan syaraf, jadi dia sering tiba-tiba ketawa tanpa alasan yang jelas. Tapi, entah kenapa menurut aku pribadi, mungkin aku salah, tapi, si Arthur nih kayaknya ketawa gitu justru ketika dia sedih, terpukul, tersudutkan, dan emosi negatif lainnya. Jadi ketawanya itu kayak untuk nutupin perasaan dia yang sebenernya. Menurut aku loh, ya.

Arthur sendiri dikucilkan dari lingkungannya. Selalu sendiri, gak punya siapa-siapa untuk bertukar cerita. Bahkan, pegawai sosial yang seharusnya bantu terapi dia pun kayak gak peduli sama kondisi Arthur, dan Arthur juga merasa begitu.

Lalu, hidup yang memang gak mudah bagi Arthur harus ditambah lagi dengan berbagai kenyataan pahit yang terkuak bertubi-tubi. Ibarat dihujam berkali-kali, masalah dalam hidup Arthur kayak gak ada habisnya.

Kenyataan kalau dia bukan anak kandung Penny, dia anak terbuang yang diadopsi, dia menerima kekerasan fisik sewaktu kecil yang bikin dia harus mengalami kelainan syaraf, Penny delusi berpikir kalau Thomay Wayne (bapaknya Batman) itu jatuh cinta sama dia dan Arthur adalah anak biologis mereka, Arthur yang berpikir punya pacar ternyata delusi, Arthur yang di-bully sama komedian panutannya, dipecat dari kerjaannya, dijebak teman satu perusahaannya, dan hal-hal menyakitkan lainnya bagi Arthur, sampai akhirnya dia memilih untuk jadi Joker.

Sepanjang film aku bisa ngerasain sedih dan depresinya Arthur. Sayangnya, film ini terlalu deep untuk bisa dinikmati sambil santai-santai menurut aku. Karena aku merasa dibawa masuk dalam untuk bisa menghayati perasaan Arthur, dan rasanya film ini berat banget untuk remaja.
Adegan kekerasannya gak terlalu banyak, tapi cukup sadis di setiap adegannya. Darah yang tampak jelas dan sebagainya. Sama sekali aku gak rekomendasiin untuk ditonton anak di bawah umur tanpa pengawasan orang tua. Aku bersyukur waktu nonton gak ajak Aa.

Sayangnya, menurut aku, film Joker ini, meski akting Joaquin Phoenix bagus banget, tapi alur filmnya kurang bisa dinikmati. Rasanya kayak datar aja. Gak ada gejolaknya. Sedangkan aku lebih suka film yang dynamic, yang mainin perasaan penonton, naik turun. Sedangkan Joker ini ya dari awal sampai akhir gitu-gitu aja. 

Ada beberapa titik yang menurut aku bisa lebih greget lagi, tapi kayak ada yang kurang. Pas nonton tuh kayak 'he gitu doang?' gitu loh. Akhir film pun rasanya kayak anti klimaks, bukan cuma menurut aku, tapi juga menurut Baper. Bahkan beberapa temen Baper dari R15Karawang juga ada yang ketiduran waktu nonton.

Tapi, gak ada salahnya kalau kamu mau mendalami background-nya Joker. Melihat sisi lain dari musuhnya Batman ini.

Joker bener-bener penggambaran nyata dari sisi kelam dunia yang mungkin gak kita sadari. Bukti kalau lingkungan bisa memengaruhi kepribadian dan kejiwaan seseorang. Ketidakpedulian kita bisa jadi memicu munculnya Joker-Joker lain di sekitar kita yang gak kita sadari.

Dari film Joker ini, aku bisa memahami alasan dari setiap tindakan yang Joker ambil. Meski, memang aku gak akan membenarkan setiap kejahatan yang dia lakuin. Gak ada pembenaran untuk itu, kejahatan tetaplah kejahatan. Sayang memang pada akhirnya Joker memilih jalan itu, tapi, kalau seandainya aja masih ada satu orang yang cukup peduli, mungkin Joker masih akan berpikir untuk memilih jalan lain. Mungkin.

Mari mulai peduli, pada diri sendiri, pada orang lain, pada sekitar. Bukan cuma untuk mereka di luar sana, tapi, juga untuk diri kita sendiri. Gak pernah ada ruginya kan untuk lebih memikirkan orang lain ketika bersikap? Untuk lebih mempertimbangkan baik dan buruknya setiap tindakan kita.

Masih banyak Joker lain di luar sana. Dengan masa lalu kelam yang berbeda. Dengan pilihan jalan hidup yang berbeda. Mungkin, kita pernah menjadi seperti Joker sebelumnya. Mungkin, kita adalah Joker di dunia kita masing-masing.



Love,

rin dessyrinata ❤


Instagram : @dessyrinata
Twitter : @dessyrinataa


Ditulis di Karawang, 04 Oktober 2019

3 komentar:

  1. Yaampun aku tu penasaran banget sama filmnya sampe sekarang blm tonton karna kaya takut gt:( Tp liat reviewnya kayanya emang lumayan seru jugaaa

    BalasHapus
  2. ayo segera bergabung dengan saya di D3W4PK
    hanya dengan minimal deposit 10.000 kalian bisa menangkan uang jutaan rupiah
    ditunggu apa lagi ayo segera bergabung, dan di coba keberuntungannya
    untuk info lebih jelas silahkan di add Whatshapp : +8558778142
    terimakasih ya waktunya ^.^

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.